Saturday 23 August 2014

Penjelasan Tentang Nur Muhammad

Penjelasan Tentang Nur Muhammad

      Rate ThisCukup banyak ulama-ulama yang menolak NUR MUHAMMAD namun banyak pula yang menerima dan meyakininya, letak permasalahannya adalah satu titik perbedaan, yaitu lemah (dlo’if) atau kuat (shohih) hadist-hadist yang berkenaan dengan masalah Nr Muhammad, karna hal ini adalah suatu ” ihktilaf” ( perbedaan pendapat) tentang masalah hadist-hadistnya maka tergantung setiap penuntut unruk dapat menerima atau tidak.Untuk jelasnya baiklah kita cantumkan sedikit hasil selidik Buya HAMKA tentang ajaran Al Hallaj dan Ibnu Araby mengenai NUR MUHAMMAD pada buku beliau yang berjudul TASAWWUF PERKEMBANGAN DAN PEMURNIAANNYA halaman 97/98, ” TENTANG NUR MUHAMMAD”. Beliaulah (Al Hallaj) yang mula-mula menyatakan bahwa sanya kejadian alam ini pada mulanya adalah dari pada HAKIKATUL MUHAMMADIYAH, atau NUR MUHAMMAD.” Nur Muhammad” itulah asal segala kejadian, Hampir sama perjalanan persamaannya dengan renungan ahli Filsafat yang menyatakan bahwa yang mula-mula diciptakan adalah ” AQAL PERTAMA”Menurut Al Hallaj, Nabi Muhammad itu terjadi dua rupa, Rupa yang qadim dan Azali. Dia telah terjadi sebelum terjadinya seluruh yang ada, dari padanya disauk atau mengalir sebagai sumber seluruh ilmu dan irfan.Kedua iyalah rupanya sebagai manusia, sebagai seorang Rasul dan Nabi yang diutus Allah sebagai rupa manusia yang menempuh maut, tetapi rupa yang qadim tetap ada meliputi alam. Maka dari Nurnya yang qadim itulah diambil segala Nur untuk menciptakan semua Nabi-nabi dan Rasul-rasul serta Auliaya.Cahaya segala keNabian dari pada Nurnya, dan cahaya mereka adalah pancaran Nur dari Nur Muhammad. Tidak ada cahaya yang lebih bercahaya dan lebih nyata, lebih qadim dari cahayanya yang Qadim itu, yang mendahului segala kehendak, ujudNya mendahului Adam Nmanya mendahului Qalam itu sendiri, karena dia terjadi sebelum apapun terjadi.Segala yang manusia ketahui, ilmu pengetahuan dan segala ilmu yang ada di dunia ini hanya setetes dari Lautan Ilmunya. ibarat kata ” Diatasnya mega mengguruh, dibawahnya kilat menyinar dan memancar, menurunkan hujan dan memberi kesuburan” . Segala ilmu adalah setetes dari lautan ilmunya. segala hikmat hanyalah segelas dari sungainya, segala jaman hanyalah segelas dari Sungainya, satu jaman adalah masa yang singkat dari masanya.Dalam hal kejadian Dialah yang Awal, dalam hal kenabian dialah yang Akhir, Al Hallaj adalah bersamanya, dan dengan Dialah Hakikat, Dialah yang batin dalam hakikat dan dialah yang dhohir dalam Ma’rifat. Nur Muhammad adalah pusat kesatuan Alam, dan Pusat kesatuan Nubuwat segala Nabi, dan Nabi-nabi itu Nubuwatnya segala macam ilmu, hikmat dan Nubuwat adalah pancaran dari Nurnya ( Halaman 146/147).Menurut IBNU ARABY Allah adalah suatu dan satu, Dialah Wujud yang Mutlak. Maka Nur Allah itu sebagian dari pada dirinya, itulah dia Hakikat Muhammadiyah, itulah kenyataan pertama dalam uluhiyah.Daripadanyal tercipta alam dalam berbagai tingkatan, ALAM JABARUT, ALAM MALAKUT, ALAM MISTAL, ALAM AJSAM, dan ALAM ARWAH. Dia segenap kesempurnaan ilmu dan amal yang maujud pada Nabi sejak Adam sampai Muhammad, dan kepada Wali-wali dan segala tubuh INSAN KAMIL.Nur Muhammad atau Hakikat Muhammadiyah itu Qadim, sebab dia adalah sebagian dari Ahadiyat. Sebahagian dari satu dan satu, Dia tetap ada, hakikat Muhammadiyah itulah yang memenuhi tubuh Adam dan tubuh Muhammad, dan apabila Muhammad wafat sebagai tubuh, namun Nur Muhammad dan Hakikat Muhammadiyah tetap ada, Maka sesungguhnya Allah, Adam, dan Muhammad adalah satu, dan Insan Kamil adalah dia juga pada Hakikatnya.Demikianlah beberapa faham ini, bila kita selidiki ke dalam kitab-kitab Ibnu Araby sendiri , kita bisa ” Menangkap “beberapa kesimpulan dan juga ” jalan keluar “ yang telah tersedia berupa kata-kata, rumus dan isyarat.Demikian yang kita kutib dari dari buku susunan Buya HAMKA.Sepanjang kajian yang telah saya pelajari adalah sebagai berikut :NUR MUHAMMAD dari pada NUR DZAT adalaha dalam arti qadim pada Hidlrat/ martabat WAHDA yang nyata secara ” mujmal “ (menyeluruh).NUR MUHAMMAD atau NUR DZAT dalam arti ” tafshli “(terurai) adalah suatu asma pada hidlrat Wahidiyah.Sehubungan dengan Dzat Allah s.w.t, maka kata-kata NUR MUHAMMAD atau NUR DZAT atau NUR tidak boleh diartikan dengan arti ” cahaya “ dalam bahasa Indonesia, karena definisi cahaya adalah sebagai akibat balik dari sesuatu dan mempunyai ketergantungan dengan sesuatu itu.NUR adalah NUR, salah satu asma Allah (99 nama). Misalnya kalau ada seseorang bernama NUR HAYATI, menurut arti bahasa ” cahaya kehidupan ” maka tidak tidak benar jika kita memanggilnya dengan kata-kata ” hai cahaya hidup kemarilah, orang yang bernama NUR HAYATI itu sendiri tidak akan tahu, kalau yang dipanggil adalah dirinya.Dalam Pengajian Guru saya selalu berpesan  ” ingat “jangan Muhammad yang di Mekkah karna bisa menimbulkan kekafiran ( seperti orang kristen Menuhankan Isa).MUHAMMAD dalam pengertian bahasa berarti yang terpuji, maka kata-kata Nur Muhammad dalam iktikad keqadimannya, asma Allah Nur yang terpuji, sehingga jangan sampai tasawwur/berbaur dan mengartikannya sebagai Muhammad Rasulullah yang bermaqam di Madinah.Dan adalah kesalahan pengertian bila NUR MUHAMMAD dalam arti qadim, dinyatakan sebagai ” bagian dari ahadiyat Allah s.w.t” Maha Suci Allah dari pada terbagi-bagi.Banyak keterangan yang bisa diungkapkan untuk menjelaskan masalah ini, namun yang paling utama adalah jangan sekali-kali memegang pendapt bhwa Muhammad s.a.w, yang terbaring dimakamnya di Madinah itu adalah qadim. Dalam sebuah Hadist Rasulullah s.a.w. riwayat Imam Baihaqy :”  Qola Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallama, Iqtarafa Adam Ul-khotiatha.  Qola Ya Rabbi, As’aluka Bihaqqi Muhammadin illa Ghafarta, Li Faqolal Lahu Ta’ala , ” Ya Adamu Kaifa ‘Arafta Muhammadan Walam Akhluqhu”. Qola Ya Rabbi Innaka Lamma Khalaqtani Rafa’tu Rasi, Fa ra’aitu Ala Qawa’imil ‘Arsyi Martuban Fi hi ” LA ILAHA ILLALLAHU MUHAMMADUR RASULULLAH “Artinya :Rasulullah s.a.w bersabda : Ketika Adam telah mengakui kesalahanya, dia berkata bermohon, Ya Tuhanku, hamba mohon kepada Engkau demi kebenaran Muhammad, melainkan Engkau mengampuniku. Lalu Allah berfirman kepada Adam : ” Hai Adam bagaimana Engkau bisa mengetahui tentang Muhammad padahal aku belum menjadikannya?”. Adampun menjawab : ” Ya Tuhanku, sesungguhnya ketika Engkau ciptakan aku, aku mengangkat kepala, kemudian terlihat olehku tulisan di tiang Arasy berbunyi ” LA ILAHA ILLALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH. (Disalin dari annafiz.wordpress.com

No comments: